Hidayah Allah datangnya tidak bisa diraba-raba. Apabila Allah
menghendaki maka ia akan mendatangi hamba yang berbahagia itu.
Demikianlah kisah seorang pendeta asal Italia.
Seorang pendeta terkenal di Italia mengumumkan masuk Islam setelah menyaksikan jenazah raja Arab Saudi, Fahd bin Abdul Aziz, untuk kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal itu terjadi setelah ia melihat betapa sederhananya prosesi pemakaman jenazah yang jauh dari pengeluaran biaya yang mahal dan berlebihan. Sang mantan pendeta telah mengikuti secara seksama prosesi pemakaman sang Raja yang bersamaan waktunya dengan jenazah yang lain. Ia melihat tidak ada perbedaan sama sekali antara kedua jenazah tersebut. Keduanya sama-sama dishalatkan dalam waktu yang bersamaan.
Seorang pendeta terkenal di Italia mengumumkan masuk Islam setelah menyaksikan jenazah raja Arab Saudi, Fahd bin Abdul Aziz, untuk kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal itu terjadi setelah ia melihat betapa sederhananya prosesi pemakaman jenazah yang jauh dari pengeluaran biaya yang mahal dan berlebihan. Sang mantan pendeta telah mengikuti secara seksama prosesi pemakaman sang Raja yang bersamaan waktunya dengan jenazah yang lain. Ia melihat tidak ada perbedaan sama sekali antara kedua jenazah tersebut. Keduanya sama-sama dishalatkan dalam waktu yang bersamaan.
Pemandangan ini meninggalkan kesan mendalam tersendiri pada dirinya
sehingga gambaran persamaan di dalam Islam dan betapa sederhananya
prosesi pemakaman yang disaksikan oleh seluruh dunia di pekuburan
‘el-oud’ itu membuatnya masuk Islam dan merubah kehidupannya. Tidak ada
perbedaan sama sekali antara kuburan seorang raja dan penguasa besar
dengan kuburan rakyat jelata. Karena itulah, ia langsung mengumumkan
masuk Islam.
Salah seorang pengamat masalah dakwah Islam mengatakan,
kisah masuk Islamnya sang pendeta tersebut setelah sekian lama
perjalanan yang ditempuh mengingatkan pada upaya besar yang telah
dikerahkan di dalam mengenalkan Islam kepada sebagian orang-orang Barat.
Ada seorang Da’i yang terus berusaha sepanjang 15 tahun untuk
berdiskusi dengan pendeta ini dan mengajaknya masuk Islam. Tetapi usaha
itu tidak membuahkan hasil hingga ia sendiri menyaksikan prosesi
pemakaman Raja Fahd yang merupakan pemimpin yang dikagumi dan brilian.
Baru setelah itu, sang pendeta masuk Islam.
Sang Muslim baru yang
mengumumkan keislamannya itu pada hari prosesi pemakaman jenazah pernah
berkata kepada Dr al-Malik, “Buku-buku yang kalian tulis, surat-surat
kalian serta diskusi dan debat yang kalian gelar tidak bisa
mengguncangkanku seperti pemandangan yang aku lihat pada pemakaman
jenazah raja Fahd yang demikian sederhana dan penuh toleransi ini.”
Ia menambahkan, “Pemandangan para hari Selasa itu akan membekas pada
jiwa banyak orang yang mengikuti prosesi itu dari awal seperti saya
ini.”
Ia meminta agar kaum Muslimin antusias untuk menyebarkan lebih
banyak lagi gambaran toleransi Islam dan keadilannya agar dapat
membekas pada jiwa orang lain. Ia menegaskan, dirinya telah berjanji
akan mengerahkan segenap daya dan upaya dari sisa usianya yang 62 tahun
in untuk menyebarkan gambaran Islam yang begitu ideal. Semoga Allah
menjadikan keislamannya berkah bagi alam semesta.(istod/AH). (Sumber: http://www.alsofwah.or.id/)
Sumber Gambar: Abu Fahd Negara Tauhid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar