Oleh: Eko Nur Widianto
Soal: Kenapa Alloh Ta’ala
mengutus para Rasul?
Jawab: Alloh mengutus mereka
(para Rasul) bertujuan mengajak manusia untuk beribadah kepada Alloh semata,
dan mengajak manusia meninggalkan kesyirikan. Sebagaimana Al Qur’an Surah An
Nahl ayat 36:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl: 36)
Tauhid Rubbubiyyah
Soal: Apa (yang dimaksud) tauhid
Rabb?
Jawab: Tauhid Rubbubiyyah adalah
meng-esa-kan Alloh dalam perbuatan-perbuatan-Nya, seperti penciptaan,
pengaturan alam, pemberi rezeki dan selainnya.
Jadi mentauhidkan Alloh dalam
rububiyyahNya berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Dialah satu-satunya
zat yang menciptakan, mengatur alam, memberi rezeki, dan sebagainya, dan tiada
sekutu baginya dalam perbuatan-Nya. Sebagaimana Firman Alloh di dalam Al
Qur’an:
Yang artinya: Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam, (QS. Al
Fatihah: 2)
Tauhid Ulluhiyyah
Soal: Apa (yang dimaksud) tauhid Illah?
Jawab: Tauhid Ulluhiyyah adalah
meng-esakan Alloh dalam peribadatan, seperti doa, menyembelih, nadzar, dan
selainnya.
Mentauhidkan Alloh dalam
Ulluhiyyahnya adalah mengimani dengan keyakinan penuh bahwa Alloh-lah
satu-satunya zat yang benar untuk disembah atau diibadahi, tiada sekutu bagiNya
dalam peribadatan.
Alloh berfirman dalam QS. Al
Baqoroh ayat 163:
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. (QS. Al Baqoroh ayat: 163)
Tauhid Asma’ wa Sifat
Soal: Apa (yang dimaksud) tauhid Asma’
wa Sifat?
Jawab: tauhid Asma’ wa Sifat
yaitu menetapkan apa-apa yang telah Alloh sifatkan bagi diri-Nya di dalam
kitab-Nya (Al Qur’an) atau yang telah disifatkan oleh Rosululloh Muhammad dalam
hadits-hadits yang shohih sebagaimana hakikatnya, tanpa takwil, tanpa tamtsil,
dan tanpa ta’til, seperti bersemayam, turunnya Alloh, dan tangan-Nya, dan selainnya,
yang sesuai dengan kesempurnaan Alloh Ta’ala.
Dalilnya adalah:
Hanya milik Allah asmaulhusna, maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al A’rof: 180)
(Ditulis secara
ringkas dari hasil kajian aqidah bersama Ustadz Luqman Irfangianta, BA.
Membahas kitab: Khud Aqidataka minal
Kitab was Sunnah karya Asy Syaikh Muhammad Jamil Zainu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar