Oleh: Toto Abu Ahmad
Dalam susunan tabel periodik unsur,
semua elemen digolongkan berdasarkan kemiripan sifat fisik dan
kimiawi, termasuk kecenderungannya. Dan dikalangan ahli agama ini
dinamakan sunatulloh. Namun, pada akhirnya, persenyawaan antar unsur -
unsur ini, haruslah berakhir dititik kesempurnaan
yang akan membuatnya stabil, ajeg, istiqomah dan jauh dari
'kecemasan'. Semua unsur, akan digolongkan berdasarkan 'berapa
tingkatan/derajat' dia dari nilai kesempurnaan. Tingkatan sempurna itu,
jika nilainya seperti nilai gas mulia, yaitu 8elektron pada kulit
terluarnya. Golongan 1A sampai 3A, akan memberikan kelebihan
elektronnya. Sedangkan golongan 4A sampai 7A akan membutuhkan elektron.
Dan golongan 8A, tak memberi-tak menerima, dia mulia, jauh dari
keinginan dan nafsu, stabil, ajeg, istiqomah, mirip tingkatan orang
suci. Maka, atas pemahaman ini, golongan 7A (halogen) akan memiliki
kekurangan 1 elektron untuk
mencapai derajat mulia 8, sehingga dalam
bentuk bebas-tunggal dia bernilai 1e- [kurang satu elektron]. Dia butuh
1elektron dari partner senyawanya untuk mencapai 8. Begitu juga
golongan 6A, dia akan kurang 2elektron. Dia butuh 2elektron dari
partner senyawanya untuk mencapai 8. Dan ternyata, menuju kesempurnaan
itu adalah sunatulloh. Lalu, bagaimana jika tak ada kesempurnaan yang
tercapai? Maka senyawa-senyawa itu akan berusaha terus untuk mencapai
sempurna, dalam kondisi ini dia akan mengalami 'radikalisasi' atau
menjadi senyawa radikal. Tiada henti bereaksi-beruntun, tak kenal lelah
dan seolah hidup dalam kecemasan ... Atom carbon [C], memiliki
kekurangan 4elektron untuk bisa mencapai sempurna. Maka dia akan
bekerja sama dengan unsur lain dalam ikatannya sehingga empat
kekurangannya akan tercukupi. Misalnya menjadi CH4. Maka, atas dasar
ini, jika ia hanya menemukan H sejumlah tiga, maka dia akan berusaha
menutupinya dengan berikatan satu ikatan lagi. Jika tidak, misalnya
°CH3, maka dia menjadi radikal! Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah
kita butuh kesempurnaan? Apakah kita butuh ikatan untuk menjadi
sempurna? Apakah kita menjadi tak stabil, cemas, gelisah bila tak
punya ikatan? Maka benarlah firman Allah, bahwa diciptakannya manusia
berpasang-pasangan, supaya merasa tenang- tentram (sakinah), penuh
kasih sayang (mawaddah) dan dirahmati (rahmah). Kita adalah
unsur-elemen. Diantara kita ada yang hanya butuh satu pasangan, ada
yang butuh dua, ada yang butuh tiga, malah ada yang empat. Semua ini
tetap berjalan pada konsep unsur tadi: jika kamu adalah tipe halogen
[7A] maka kamu hanya butuh satu saja. Jika kamu tipe golongan 6A, maka
dua bagimu cukup. Dan jika kamu bertipe karbon [unsur utama intan
permata], maka sempurnamu adalah dengan 4. Ketika melanggar, maka bukan
kesempurnaan yang didapatkan, melainkan kehancuran (laknat). Jadi,
kimia mengajarkan kepada anda, betapa kita membutuhkan jumlah ikatan
yang berbeda untuk mencapai kesempurnaan. Apapun tipe unsur kamu, ya
penting diingat, syarat dan ketentuanNya berlaku. Izul Tea Petarung
Sejati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar