Pages - Menu

Jumat, 13 Desember 2013

PEMBAGIAN TAUHID MENJADI TIGA

Merupakan perkara yang konyol dan lucu adalah perkataan sebagian aswaja atau sebagian Jahmiyah bahwasanya pembagian tauhid menjadi tiga, (1) Tauhid Ar-Rububiyah, (2) Tauhid Al-'Uluhiyah/al-'Ubudiyah, dan (3) Tauhid al-Asmaa' wa as-Sifaat, adalah sama dengan aqidah TRINITAS kaum Nasrani yang meyakini Allah terdiri dari 3 oknum.

Yang lebih lucu lagi mereka masih terus menganggap bahwa pernyataan mereka ini adalah hujjah yang sangat kuat untuk membantah salafiyin, padahal ini adalah hujjah yang sangat konyol dan sangat…sangat…sangat…tidak nyambung. Apakah semua yang dibagi menjadi tiga sama dengan trinitas??. Akan tetapi begitulah sebagian ASWAJA yang mencari dalil apa saja yang penting bisa membantah salafiyin (Aswaja yang sesungguhnya) !!!

Pernyataan ini (bahwasanya pembagian tauhid menjadi tiga sama dengan trinitas) digembar-gemborkan oleh seorang yang bernama Hasan 'Alawi As-Saqqoof, seorang pengikut faham Jahmiyah dalam kitabnya التَّنْدِيْدُ بِمَنْ عَدَّدَ التَّوْحِيْدَ، إِبْطَالُ مُحَاوَلَةِ التَّثْلِيْثِ فِي التَّوْحِيْدِ وَالْعَقِيْدَةِ الإِسْلاَمِيَّةِ (artinya : Pengungkapan kebatilan orang yang membagi tauhid, pembatalan usaha trinitas dalam tauhid dan aqidah Islamiyah)
Beliau ini dikenal tukang dusta, terlalu banyak dusta yang ia sampaikan, bahkan berdusta dihadapan khalayak ramai (di stasiun televisi), silahkan baca (http://www.saaid.net/Doat/Zugail/303.htm), demikian juga tidak amanahnya Hasan As-Saqqoof terhadap kitab-kitab para ulama sebagaimana dibongkar oleh Muhammad Sa'id Al-Katsiiri dalam kitabnya عَبَثُ أَهْلِ الأَهْوَاءِ بِتُرَاثِ الأُمَّةِ وَوَقَيْعَتُهُمْ فِي عُلَمَائِنَا نَظْرَةٌ تَطْبِيْقِيَّةٌ فِي كُتُبِ حَسَن بْنِ عَلِي السَّقَّافِ (inti  buku ini adalah menunjukkan contoh praktek-praktek nyata ketidakamanahan Hasan As-Saqqof terhadap buku-buku para ulama, dan sikapnya yang menjatuhkan para ulama : silahkan di download di http://ia700302.us.archive.org/22/items/waq85152/85152.pdf), buku ini diberi pengantar oleh Syaikh yang alim yang juga berasal dari satu suku dengan Hasan As-Saqqoof, yaitu syaikh yang bernama Abdul Qoodir 'Alawi As-Saqqoof hafizohulloh)

Adapun buku At-Tandiid tersebut maka telah dibantah secara khusus oleh Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr hafizohulloh dalam kitabnya الْقَوْلُ السَّدِيْدُ فِي الرَّدِّ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ تَقْسِيْمَ التَّوْحِيْدِ (yang artinya : Perkataan yang Tepat dalam Membantah Orang yang Mengingkari Pembagian Tauhid,  silahkan didownload di http://ia701206.us.archive.org/24/items/waq34288/34288.pdf)

Untuk membantah hujjah konyol ini maka ada beberapa perkara yang perlu diperhatikan :

Kamis, 12 Desember 2013

Wajib Taat Kepada Pemimpin/Penguasa

Penjelasan tentang Ketaatan kepada penguasa merupakan salah satu dari ushul aqidah ahlussunnah wal jamaah ...
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (penguasa) di antara kalian.” (QS. An-Nisa`: 59)
Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
“Wajib atas setiap muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa), baik pada sesuatu yang dia suka atau benci. Akan tetapi jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat.” (QS. Al-Bukhari no. 7144 dan Muslim no. 1839)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرِ
“Dan barangsiapa yang berbaiat kepada seorang pemimpin (penguasa) lalu bersalaman dengannya (sebagai tanda baiat) dan menyerahkan ketundukannya, maka hendaklah dia mematuhi pemimpin itu semampunya. Jika ada yang lain datang untuk mengganggu pemimpinya (memberontak), penggallah leher yang datang tersebut.” (HR. Muslim no. 1844)
Penjelasan ringkas:
Ketaatan kepada penguasa merupakan salah satu dari ushul aqidah ahlissunnah wal jamaah, yang jika diselisihi maka akan mengeluarkan pelakunya dari ahlussunnah. Hal ini ditunjukkan oleh amalan dan ucapan para ulama salaf yang mana mereka menyebutkan permasalahan ini dalam kitab-kitab aqidah ahlussunnah yang mereka tulis.
Imam Ahmad rahimahullah berkata dalam risalah Ushul As-Sunnah, “Wajib untuk mendengar dan taat kepada para pemimpin dan amirul mukminin, baik dia orang yang baik maupun orang yang jahat.”

Sabtu, 23 November 2013

Dzikir Dengan Suara Pelan

Ketika sang guru ditanyakan tentang dalil dzikir jama'ah setelah shalat fardhu, lalu jawab sang guru; "dalilnya memang tidak ada, namun diantara faidah dari dzikir dengan dipimpin itu agar yang belum bisa dzikir jadi bisa, artinya sebagai pengajaran. Jawabannya sih simpel, cuman terasa pedas bagi yang bisa menafsirkan perkataan sang guru tersebut.

Jawaban tersebut secara tidak langsung menghina orang yang mengikuti dzikir berjama'ah, dalam artian jama'ahnya tidak paham-paham alias bebal, sehingga tiap selesai shalat fardhu diajarin terus, padahal jama'ahnya ada yang sudah tua, masa iya sih sampai tua harus diajarin melulu, kapan bisanya, sampai masuk keliang lahat pun kita lihat mereka masih aja diajarin, siapa Rabb-mu dst.

Kemudian, sudah cara dzikirnya tidak sesuai dengan sunnah, hal tersebut diperparah pula dengan dilakukan dengan suara nyaring, dan hal itu membuat orang yang shalat masbuk jadi terganggu. Dan secara tidak langsung, mereka yang melakukan dzikir dengan suara keras tersebut tidak mempercayai ayat-ayat dalam kitab suci mereka, lantas apa bedanya dengan agama Syi'ah la'natullah yang mengatakan Al Qur'an yang ada ditangan umat islam sekarang ini palsu, karena banyak mengalami perubahan.

Jumat, 09 Agustus 2013

Silabus Program Belajar Tauhid Jarak Jauh at-Tarbiyah

Berikut ini adalah gambaran silabus pelajaran tauhid yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar tauhid jarak jauh Program at-Tarbiyah.

Semester I: 23 Materi
Materi Pengantar
  1. Empat Kewajiban Setiap Insan [sumber: Tsalatsat al-Ushul]
  2. Tiga Ciri Kebahagiaan [sumber: al-Qawa'id al-Arba']
  3. Urgensi Ilmu Sebelum Beramal [sumber: Tsalatsat al-Ushul]
  4. Hakikat Millah Ibrahim [sumber: al-Qawa'id al-Arba']
  5. Hakikat dan Kedudukan Tauhid [sumber: Kitab at-Tauhid]
Dasar-Dasar Ilmu Tauhid Bagian 1
  1. Makna Kalimat Syahadat [sumber: Tsalatsat al-Ushul]
  2. Kaitan Ibadah Dengan Tauhid [sumber: al-Qawa'id al-Arba']
  3. Larangan Beribadah Kepada Selain Allah [sumber: Tsalatsat al-Ushul]
  4. Hakikat dan Bahaya Syirik [sumber: Kitab at-Tauhid]
  5. Tauhid Rububiyah dan Pengakuan Kaum Musyrikin Terhadapnya [sumber: al-Qawa'id al-Arba']
  6. Konsekuensi Rububiyah Allah [sumber: Tsalatsat al-Ushul]
  7. Kaitan Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah [sumber: Tsalatsat al-Ushul]
  8. Keutamaan Tauhid dan Penghapusan Dosa [sumber: Kitab at-Tauhid]
  9. Merealisasikan Tauhid [sumber: Kitab at-Tauhid]

Senin, 13 Mei 2013

KEMAMPUAN-KEMAMPUAN YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADA JIN

Oleh: Pustaka Ukhuwah Solo Dua

Allah telah memberikan kepada jin kemampuan-kemampuan yang tidak diberikan kepada manusia. Sebagian kemampuan tersebut di antaranya ialah:

a). Mampu bergerak dan berpindah dengan sangat cepat.
‘Ifrit dari golongan jin pernah berjanji kepada Nabi Sulaiman Alaihissallam untuk menghadirkan singgasana Ratu Saba di Yaman ke Baitul Maqdis hanya dalam waktu seseorang berdiri dari duduknya; sebelum mata berkedip. Dalam Al Qur`an Allah berfirman, yang artinya : Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya” Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata:

 “Ini termasuk karunia Rabb-ku…… ”. [An Naml : 39-40].

b). Mendahului manusia dalam mencapai ruang angkasa.
Sudah sejak lama jin mampu naik ke tempat-tempat di langit dunia, lalu di sana mereka mencuri dengar berita-berita langit untuk mengetahui peristiwa sebelum terjadinya. Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam diutus, maka langit diperketat penjagaannya. Allah berfirman, yang artinya :  

Dan sesungguhnya kami (para jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). [Al Jin:8-9].

Sabtu, 11 Mei 2013

PERKATAAN IMAM EMPAT TENTANG KEBERADAAN ALLAH

Berkata Abu Hanifah :
“Siapa yang mengatakan : Saya tidak mengetahui Rabbku apakah Dia di langit atau di bumi, maka dia kafir, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍﺳْﺘَﻮَﻯ
“(Rabb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy.” (QS. Thoha : 5) 

dan Arsy-Nya di atas tujuh langit”. Maka Abu Muti’ Al-Hakam bin Abdillah Al-Balkhy mengatakan kepada beliau : “(Bagaimana hukumnya) Apabila ada yang mengatakan bahwa Allah di atas Arsy istiwa` akan tetapi dia mengatakan bahwasanya saya tidak mengetahui apakah Arsy itu di langit atau di bumi ?”, beliau mengatakan : “Dia kafir sebab ia mengingkari akan keberadaannya di atas langit, karena sesungguhnya Allah Ta’ala berada di atas tempat yang paling tinggi dan Dia dimintai (do’a) dari atas dan bukan dari bawah”. (Lihat : Al-Fiqhul Akbar riwayat Abu Muthi’ hal. 40-44, Al-‘Uluw hal. 101-102 dan Mukhtashor Al-‘Uluw hal. 126)

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah setelah membawakan atsar ini : “Pada perkataan Abu Hanifah -di sisi para shahabatnya- yang masyhur ini (terkandung pengertian) bahwa ia mengkafirkan orang yang tawaqquf (tidak menentukan sikap) yaitu orang yang mengatakan : “Saya tidak mengetahui Rabbku apakah di langit atau di bumi”, maka bagaimana lagi (hukumnya) terhadap oyang yang

Kamis, 09 Mei 2013

10 Sahabat Nabi Yang Dijamin Masuk Surga

Ada sepuluh orang dari sahabat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang dijamin pasti masuk ke dalam surga. Nama-nama mereka tersebut di dalam hadits yang shahih berikut ini:

عن عبد الرحمن بن عوف قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أبو بكر في الجنة وعمر في الجنة وعثمان في الجنة وعلي في الجنة وطلحة في الجنة والزبير في الجنة وعبد الرحمن بن عوف في الجنة وسعد في الجنة وسعيد في الجنة وأبو عبيدة بن الجراح في الجنة

“Dari Abdurrahman bin ‘Auf, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman

Jumat, 22 Maret 2013

TERKAIT DENGA TELEVISI

Abu Salwa

Terkait dgn tv, walaupun ini khilaf di kalangan ULAMA, ada baiknya antum membaca penjelasannya SYAIKH BIN BAZ, beliau ditanya :

الاستفادة من وسائل الإعلام الحديثة وبخاصة التي فيها صور الاستفادة منها في مجال الدعوة إلى الله كثير من أهل العلم يتحرجون من استخدامها فهل لكم رأي في هذا الموضوع الذي يعتبر مهما في عصرنا هذا؟

"Banyak dari ulama yang berat untuk memanfaatkan sarana-sarana komunikasi modern, khususnya yang ada video-video, bila dimanfaatkan untuk lahan-lahan dakwah kepada Allah. Lalu bagaimana pendapat Anda tentang permasalahan ini, yang di zaman kita sekarang ini dipandang penting?

الجواب:
نعم هناك من يتحرج من أجل التصوير الذي يكون لأجل المشاركة في التلفاز ومن نشر العلم في التلفاز وهذا يختلف بحسب ما أعطى الله الناس من العلم والإدراك والبصيرة والنظر في العواقب.
فمن شرح الله صدره لذلك واتسع أفق علمه ليعمل في التلفاز ويبلغ رسالات الله فله أجره وله ثوابه عند الله ومن اشتبه عليه الأمر ولم ينشرح صدره لذلك فنرجو أن يكون معذوراً.


Sabtu, 16 Maret 2013

TUMBAL DAN SESAJEN, TRADISI SYIRIK WARISAN JAHILIYAH

 Oleh:  Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhuk halus (jin) yang dianggap sebagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu tiada lain merupakan kebiasaan syirik (menyekutukan Allâh Azza wa Jalla dengan makhluk) yang sudah berlangsung turun-temurun di sebagian masyarakat kita. Mereka meyakini makhluk halus tersebut punya kekuatan untuk memberikan kebaikan (rezeki, jodoh, anak dan lainnya) atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka dipenuhinya.

Ternyata ritual ini sudah berkembang sejak jaman Jahiliyah sebelum Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengutus Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menegakkan tauhid (peribadatan/penghambaan diri kepada Allâh Azza wa Jalla semata) dan memerangi syirik dalam segala bentuknya.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan bahwasanya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan [al-Jin/72 :6]

Senin, 11 Maret 2013

Hubungan susuan menetapkan mahramiyah

Hubungan susuan menetapkan mahramiyah, Allah berfirman,
“Dan ibu-ibumu yang menyusuimu dan saudara perempuanmu dari susuan.” An-Nisa`: 23.

Nabi bersabda tentang putri Hamzah, “Dia tidak halal bagiku, haram karena susuan apa yang haram karena nasab, dia adalah keponakanku dari susuan.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Minggu, 17 Februari 2013

Orang mati bisa mendengar?


Pada sebuah kesempatan, Syaikh Prof.Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Abdul Latief *) ditanya:
Apakah orang mati dapat mendengarkan hal-hal yang terjadi disekitarnya? Ketika seseorang meninggal, apakah ia dapat merasakan apa yang ada disekitarnya, seperti keberadaan keluarganya, sebelum ia dimandikan, dikafankan lalu dikubur? Lalu apakah mayat tersebut dapat mendengarkan suara-suara disekelilingnya? Karena terdapat hadits yang menyatakan bahwa mayat dapat mendengar hentakan sandal orang yang menguburkannya.
Syaikh Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Abdul Latief menjawab:
الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، وبعد
Keadaan asalnya, orang mati tidak dapat mendengar, berdasarkan firman Allah Ta’ala:
إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى
Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar” (QS. An Naml: 80)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
فَإِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى
Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar” (QS. Ar Ruum: 52)
Juga firman-Nya:

Jumat, 15 Februari 2013

Disunnahkannya Shalat Tarawih Berjama'ah

Tidak syak lagi bahwa shalat Tarawih dengan berjama'ah adalah sangat dianjurkan berdasarkan pada:
A. TAQRIR Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana riwayat Tsa'labah bin Abi Malik, ia berkata:
" Telah keluar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, suatu malam di bulan Ramadhan, maka beliau melihat orang-orang shalat di tepi masjid, sabdanya: Apa yang mereka lakukan? Salah seorang berkata : Ya Rasulullah! Mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat membaca Al-Qur'an dan Ubai bin Ka'ab membacakannya, dan mereka shalat berjama'ah dengannya. Maka sabdanya: "Mereka telah mengerjakan yang baik" atau "telah benar mereka". Dan beliau tidak menampakkan kebencian terhadap mereka tersebut". [Diriwayatkan oleh Baihaqi dalam sunannya II : 495 ia berkata Hadits ini MURSAL HASAN.]
Penjelasan :
Hadits ini telah diriwayatkan dengan MAUSHUL (sanad yang bersambung) melalui jalan lain dari Abu

Jumat, 25 Januari 2013

Hukum Jabat Tangan Dengan Wanita Non Mahrom

Wanita selalu menggoda, namun kadang pula godaan juga karena si pria yang nakal. Islam selalu sendiri mengajarkan agar tidak terjadi kerusakan dalam hubungan antara pria dan wanita. Oleh karenanya, Islam memprotek atau melindungi dari perbuatan yang tidak diinginkan yaitu zina. Karenanya, Islam mengajarkan berbagai aturan ketika pria-wanita berinteraksi. Di antara adabnya adalah berjabat tangan dengan wanita non mahram.

Pendapat Ulama Madzhab Tentang Berjabat Tangan dengan Non Mahram

Mengenai hukum bersalaman atau berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, hal ini terdapat perselisihan pendapat di antara para ulama. Ada di antara mereka yang membedakan antara berjabat tangan dengan wanita tua dan wanita lainnya.
Bersalaman dengan wanita tua yang laki-laki tidak memiliki syahwat lagi dengannya, begitu pula  laki-laki tua dengan wanita muda, atau sesama wanita tua dan laki-laki tua, itu dibolehkan oleh ulama Hanafiyah dan Hambali dengan syarat selama aman dari syahwat antara satu dan lainnya. Karena keharaman bersalaman yang mereka anggap adalah khawatir terjerumus dalam fitnah. Jika keduanya bersalaman tidak dengan syahwat, maka fitnah tidak akan muncul atau jarang.

Keutamaan Menuntut Ilmu

Kesadaran belajar menuntut ilmu sebenarnya telah tumbuh damasyarakat pada saat ini. Betapa orang tua rela untuk bekerja membanting tulang untuk membiayai sekolah anaknya. Jarang didapati anak pada zaman sekarang yang tidak yang tidak belajar. Semua itu patut untuk disyukuri, walaupun kalau ditinjau secara islami ada yang mengganjal. Ha, ada yang mengganjal? Kenapa? Jawabannya sederhana, yaitu bahwa kebanyakan masyarakat belajar atau menuntut ilmu (secara formal) adalah ilmu-ilmu duniawi dan untuk tujuan duniawi. Amat sangat sedikit masyarakat pada zaman sekarang yang yang konsen dan semangat untuk secara khusus belajar ilmu agama (ilmu syar’i). Parahnya, timbul kesan negative atau opini public bahwa belajar agama yang umumnya di pesantren, masa depan akan buruk, mau makan apa, mau kerja dimana mengandalkan ijazah pesantren. Demikianlah sehingga anak-anak muda pada zaman sekarang mereka akan minder untuk belajar di pesantren. Ini adalah sebuah kenyataan di masyarakat, dan ini sangat mengganjal ditinjau dari sisi syar’i.
Berawal dari hal tersebut diatas maka harus diupayakan untuk mengembalikan masyarakat kaum muslimin kesadaran untuk cinta mempelajari ilmu agama. Timbulnya berbagai macam ketimpangan akhlak masyarakat, kemerosotan moral, hedonisme, terjadi karena masyarakat kaum muslimin jauh dari nilai-nilai Islam.

Sabtu, 19 Januari 2013

Download Video Tata Cara Sholat

Sholat merupakan rukun islam ke 2. Hal yang sangat penting bagi seorang muslim. Setiap hari manusia dituntut untuk melaksanakannya minimal lima kali. Sungguh sangat disayangkan banyak dikalangan masyarakat muslim awam dalam melaksanakan sholat belum sempurna, baik dari segi gerakan maupun bacaan. Banyak diantara mereka dalam melaksanakan sholat hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui ilmunya. Dan juga dikalangan masyarakat jarang sekali bahkan tidak ada kajian-kajian khusus yang mempelajari tata cara sholat yang benar sesuai Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman para Sahabat Nabi Muhammad. Sebagai bagian dari dakwah amar ma'ruf, maka disini penulis sajikan video tata cara sholat yang benar sesuai dengan ilmu syar'i yang shoheh. Semoga hal yang kecil ini bermanfaat kepada kaum muslimin. Download video tata cara sholat disini.

Jumat, 18 Januari 2013

Bolehkah Menamai Anak Dengan Nama Malaikat?


Tanya: Assalaamualaikum.Bolehkah memberi nama anak dengan nama-nama malaikat? (Ayessy)

Jawab: Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah washshalaatu wassalaamu ‘alaa rasuulillah.
Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum memberi nama anak dengan nama malaikat adalah makruh.
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullahu ketika menjelaskan beberapa nama yang makruh:

ومنها كأسماء الملائكة كجبرائيل وميكائيل وإسرافيل فإنه يكره تسمية الآدميين بها، قال أشهب: سئل مالك عن التسمي بجبريل، فكره ذلك ولم يعجبه.

“Diantaranya adalah nama-nama malaikat seperti Jibraa’iil, Miikaa’iil, dan Israafiil, maka memberi anak Adam dengan nama-nama tersebut adalah makruh.

Kamis, 10 Januari 2013

Doa Ketika Ada Angin Kencang

Para ahli cuaca mengatakan, bahwa angin memiliki peranan paling besar dalam membentuk awan dan mendung, menggerakkannya, menyusun antara sebagiannya dan sebagian yang lain, mengangkatnya menuju tingkat yang lebih tinggi, mengondensasikannya dengan atom-atom yang bermacam-macam (condensation nucleir), dan mengisinya dengan muatan listrik. Peran besar inilah yang diikrarkan oleh penelitian-penelitian ilmiah modern.
Dan al-Qur`an telah datang dengannya sebelum ditetapkan oleh ilmu-ilmu pengetahuan kita di bumi 14 abad

Jumat, 04 Januari 2013

Hukum Melafalkan Niat Shalat

Pertanyaan:
Assalammu‘alaikum
Mohon penjelasan tentang, apakah boleh kita melafaskan niat Shalat; baik fardhu maupun sunah? Sedangkan niat itu letaknya di hati.
Terima kasih.
Wassalamm
Dari: Dedi H
Jawaban:

Hukum Melafalkan Niat Shalat

Sebagaimana pernyataan yang Anda sampaikan, bahwa niat tempatnya di hati. Oleh Karena itu, jika niat ini dilafalkan berarti telah mengubah posisi niat yang seharusnya di hati di pindah ke lisan.
Qodhi Abur Rabi’ As Syafi’i mengatakan, “Mengeraskan niat dan bacaan di belakang imam bukanlah bagian