Pages - Menu

Sabtu, 23 November 2013

Dzikir Dengan Suara Pelan

Ketika sang guru ditanyakan tentang dalil dzikir jama'ah setelah shalat fardhu, lalu jawab sang guru; "dalilnya memang tidak ada, namun diantara faidah dari dzikir dengan dipimpin itu agar yang belum bisa dzikir jadi bisa, artinya sebagai pengajaran. Jawabannya sih simpel, cuman terasa pedas bagi yang bisa menafsirkan perkataan sang guru tersebut.

Jawaban tersebut secara tidak langsung menghina orang yang mengikuti dzikir berjama'ah, dalam artian jama'ahnya tidak paham-paham alias bebal, sehingga tiap selesai shalat fardhu diajarin terus, padahal jama'ahnya ada yang sudah tua, masa iya sih sampai tua harus diajarin melulu, kapan bisanya, sampai masuk keliang lahat pun kita lihat mereka masih aja diajarin, siapa Rabb-mu dst.

Kemudian, sudah cara dzikirnya tidak sesuai dengan sunnah, hal tersebut diperparah pula dengan dilakukan dengan suara nyaring, dan hal itu membuat orang yang shalat masbuk jadi terganggu. Dan secara tidak langsung, mereka yang melakukan dzikir dengan suara keras tersebut tidak mempercayai ayat-ayat dalam kitab suci mereka, lantas apa bedanya dengan agama Syi'ah la'natullah yang mengatakan Al Qur'an yang ada ditangan umat islam sekarang ini palsu, karena banyak mengalami perubahan.