Kelapangan dan kebahagiaan adalah tujuan semua manusia. Dengn itu kehidupan yang baik bias diraih dan keceriaan menjadi sempurna. Untuk mewujudkan hal tersut, terdapat beberapa factor atau sebab yang bersifat agama, naluri/ insting, maupun pengalaman. Dan semua itu tidak akan ungkin terkumpul kecuali pada diri orang-orang yang beriman. Adapun selain orang yang beriman, meskipun telah mendapatkan satu sisi maupun satu sebab untuk meraih kebahagiaan, niscaya akan terluput dari mereka, sebab tidak akan mungkin orang yang tidak beriman akan menjalankan sebab yang bersifat agama (Islam).
Dibawah ini sebab sebab yang dapat dilakukan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dan kelapangan hati:
1. Beriman dan beramal sholih.
2. Berbuat bauk kepada sesame makhluk dengan perkataan, perbuatan dan bermacam hal yang ma’ruf (baik).
3. Menyibukkan diri dengan amal dan ilmu yang bermanfaat.
4. Memusatkan seluruh pikiran untuk memperhatikan perbuatan yang sekarang sedang dikerjakan, tidak menghiraukan apa yang terjadi di masa mendatang, dan memutus kesedihan atas sesuatu yang telah berlalu.
5. Memperbanyak dzikir kepada Alloh ta’ala.
6. Menceritakan nikmat-nikmat karunia Alloh yang lahir maupun yang batin.
7. Mengamalkan petunjuk Nabi Muhammad untuk melihat keadaan orang yang di bawahnya dan tidak melihat yang di atasnya.
8. Berusaha menghilangkan berbagai penyebab kesedihan, dan melakukan sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan.
9. Membaca doa seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad yang intinya memohon perbaikan dalam urusan agama, dunia, dan akherat.
10. Berusaha meringankannya dengan cara memperhitungkan akhir kemungkinan terburuk dari perkara itu dan menenangkan jiwanya.
11. Hati yang kuat, tidak cemas dan tidak terpengaruh angan-angan dan khayalan yang mendatangkan pikiran-pikiran buruk.
12. Berserah diri sepenuhnya kepada Alloh dan tidak tunduk dalam baying-bayang khayalan buruk.
13. Menimbang sisi kebaikan dan keburukan yang ada pada orang lain.
14. Memperhatikan hakikat kehidupan dan dampak buruk ksedihan.
15. Membandingkan kenikmatan yang masih ada dengan musibah yang menimpa.
16. Mengetahui bahwa gangguan yang datang dari manusia hanya akan membahayakan diri mereka sendiri.
17. Senantiasa memikirkan hal-hal yang positif dalam urusan agama maupun dunia.
18. Menata jiwa untuk hanya meminta balasan dari Alloh saja.
19. Menyibukkan pikiran dengan hal-hal yang bermanfaat dan berpaling dari hal-hal yang mendatangkan madharat.
20. Menyempurnakan amal perbuatan sekarang untuk selanjutnya focus pada amal yang akan dating.
21. Memperhatikan skala prioritas dalam beramal.
Diringkas dari kutaib yang berjudul: Al Wasaail Al Mufiidah lil Hayaatis Sa’iidah, penulis: Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar