Pages - Menu

Minggu, 10 Juni 2012

Kisah Nabi Danial dan Nabi Irmiya

Raja Nebukadnezar [1] datang ke Baitul-Maqdis dari Syria, lalu membunuh kaum Bani Isra’il, merampas kota Baitul-Maqdis dengan aksi kekerasan, dan menawan anak cucu mereka, yang salah satunya adalah Danial ‘alaihis salam. [2]
Sebelum aksinya, raja ini lebih dulu didatangi oleh ahli nujum dan paranormal, seraya mereka bilang: Suatu malam akan lahir seorang bayi fulan yang bakal memporak-porandakan kerajaanmu. Lalu sang Raja menjawab: Demi Tuhan! Tak akan tersisa malam itu seorang bayi lahir kecuali akan kubunuh. Semua bayi dihabisi, kecuali bayi Danial saja yang tidak dibunuh dan hanya dialungkan ke singa hutan. Namun singa itu enggan memangsanya, malah singa betinanya menjilat-jilat sang bayi dan tidak melukainya. Kemudian ibunya datang dan menemukan kedua singa (jantan dan betina) itu tengah menjulur-julurkan lidahnya ke tubuh anaknya. Allah lalu menyelamatkan bayi itu.
Setelah kejadian itu, ulama setempat menuturkan bahwa Danial lalu melukis/mengabadikan gambarnya dan gambar kedua singa yang menjilatinya itu pada permata cincin agar dia tidak lupa akan nikmat Allah atasnya (diriwayatkan oleh Ibnu Abu Dunya dengan sanad hasan).
Dalam redaksi yang lain diceritakan: Selepas Musa ‘alaihis salam yang berselang cukup lama, ada seorang nabi yang dipanggil dengan Danial. Nabi ini didustai oleh banyak kaumnya, diciduk oleh rajanya, seraya dilemparkan ke hadapan macan yang sengaja dibuat lapar di dalam perigi. Tapi ketika Allah melihat keelokan tawakal kepada-Nya dan kesabarannya demi menuntut sesuatu yang ada di sisi-Nya, maka Allah menahan mulut-mulut singa itu untuk memangsanya, malah ia berdiri dengan kedua kakinya di atas singa itu. Singa itu berhasil dijinakkan dan tidak melukainya. Lalu Allah mengirim Irmiya [3] dari negeri Syria, yang kemudian membebaskan Danial dari kesulitan ini, dan menghancurkan orang yang hendak melenyapkan Danial.
Dari Abdullah bin Abu Hudhail, ia berucap: Nebukadnezar telah melatih dua ekor singa dan melemparkan keduanya ke dalam sumur. Lalu dia bawa Danial dan dia masukkan ke dalam sumur itu, namun kedua singa itu tidak menerkamnya. Apa yang diinginkan Allah, itulah yang terjadi terhadap Danial. Tapi sebagaimana manusia lainnya, Danial pun ingin makan dan minum. Kemudian Allah mewahyukan Irmiya yang tengah berada di Syria agar menyiapkan makanan dan minuman untuk Danial. Irmiya pun menyahut: Wahai Rabb, aku tinggal di bumi yang suci (Syria) sedang Danial ada di negeri Babilonia, negara bagian Irak. Lalu Allah kembali mewahyukan agar Irmiya mempersiapkan sesuatu yang sudah Allah perintahkan, dan Allah akan mengirim makhluk yang akan membawa dirinya sekaligus membawa apa yang sudah ia siapkan. Irmiya pun menunaikan perintah wahyu itu, lalu Allah Mengutus makhluk yang membawa Irmiya sekalian membawa segala sesuatu yang sudah disiapkannya, hingga sampai di mulut sumur itu, tempat Danial tergolek. Danial menyambutnya dengan bertanya: “Siapa anda?”
“Saya Irmiya,” jawabnya.
“Siapa yang membawamu?” tanya Danial.
“Rabbmu mengutus aku agar menemuimu,” kata Irmiya.
Danial menimpali: “Dia (Rabb) menyebut aku?”
“Ya,” jawab Irmiya.
Ucap Danial: “Segala puji bagi Allah, Dzat yang tidak melupakan orang yang mengingat-Nya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang tidak mengecewakan orang yang menharap-Nya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang barangsiapa bertawakal kepada-Nya, niscaya Allah akan mencukupinya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang barangsiapa menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya, maka Allah tidak akan mewakilinya kepada yang lain. Segala puji bagi Allah yang mengganjar ihsan (kebajikan) dengan ihsan dan membalas keburukan dengan pengampunan. Segala puji bagi Allah yang membalas kesabaran dengan kejayaan. Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat kesukaran kami setelah kesulitan kami. Segala puji bagi Allah, Yang adalah tumpuan kepercayaan kami ketika kami berpraduga buruk terhadap amal-amal kami. Segala puji bagi Allah, Dzat yang adalah tumpuan harapan kami ketika siasat telah terputus dari kami.”
Catatan kaki:
[1] Nebukadnezar (604-561 SM) adalah Raja Babilonia yang menyerang Mesir dan membebaskan al-Quds, lantas membakarnya, juga mengusir orang-orang Yahudi ke Babilonia. (lihat al-Munjid)
[2] Nabi Danial adalah penulis Kitab Danial, yaitu bagian dari Kitab Perjanjian Lama, yang juga pahlawan kenabian. Tradisi Masihi memasukkannya sebagai salah satu di antara empat Nabi yang besar (lihat al-Munjid dan al-Bidayah juz Ii, hlm. 36-38).
Para sahabat menemukan makamnya dan segala hal yang bertautan dengannya saat pembebasan yang terjadi pada era Umar bin Khaththab.
[3] Irmiya adalah salah satu nabi terbesar Bani Isra’il yang empat, yang memperoleh kenabian sebelum punahnya kerajaan orang-orang Yahudi. Ia banyak mengalami intimidasi dan siksaan dari pihak kerajaan.
Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi (penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 39-42.
sumber: http://fadhlihsan.blogspot.jp/2012/03/kisah-nabi-danial-dan-nabi-irmiya.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar