Bagian dari aqidah Islam yang
wajib diyakini oleh setiap muslim adalah keyakinan tentang adanya kehidupan
akhirat. Keyakinan ini termasuk rangkaian dari iman kepada hari akhir atau hari
kiamat, dimana setelah manusia mati dan meninggalkan kehidupan dunia maka ia
akan masuk ke dalam kehidupan yang disebut dengan kehidupan akhrirat.
Berikut penjelasan al qur’an
tentang kehidupan akhirat:
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ
وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (٤)
Artinya: dan mereka yang beriman kepada
Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.(QS.
Al Baqarah: 4)
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum
Muhammad s.a.w. ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Quran
seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran
yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah
dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada
Rasul. Jadi keyakinan tentang eksistensi hari akhirat juga diajarkan oleh
nabi-nabi terdahulu sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab diatas.
Allah ta’ala
berfirman:
فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآخِرَةِ وَمَنْ يُقَاتِلْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا
عَظِيمًا (٧٤)
Artinya: Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar
kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa
yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak
akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.(QS. An Nisa’: 74)
Orang-orang
mukmin seharusnya mengutamakan kehidupan akhirat atas kehidupan dunia ini.
Karena sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan manusia pasti
akan mati sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal.
وَلَلآخِرَةُ خَيْرٌ
لَكَ مِنَ الأولَى (٤)
Artinya: Dan sesungguhnya ari kemudian itu lebih baik
bagimu daripada yang sekarang (permulaan).(Adh Dhuha: 4)
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ
وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي
الآخِرَةِ إِلا مَتَاعٌ (٢٦)
Artinya: Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi
siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal
kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan
(yang sedikit).(QS. Ar Ra’du: 26).
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٣٢)
Artinya: Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al An’am:
32)
Berdasarkan
ayat diatas kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal.
Janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari
memperhatikan urusan akhirat.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ
وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ
وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ
فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ
وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ
الْغُرُورِ (٢٠)
Artinya: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia
ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(QS. Al
Hadiid: 20).
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي
أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ
نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٣٢)
Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan
perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan
(siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah:
"Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan
dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Al A’raaf:
32).
Perhiasan-perhiasan
dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia ini oleh
orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat
nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
Demikianlah wahai kaum muslimin,
jika kita memperhatikan ayat-ayat Allah tersebut diatas, maka orang yang
mempunyai akal akan senantiasa mengutamakan kehidupan yang kekal tersebut. Ada
sebuah pernyataan. “Kalau begitu kita ibadah terus saja sepanjang malam dan
sepanjang hari…. Tidak usahlah kita mencari dan mengurusi kehidupan dunia yang
fana ini.!!!” Maka tidaklah demikian. Kita telah ditakdirkan oleh Allah hidup
di dunia ini, maka tugas kita menjalani takdir tersebut sebaik-baiknya.
Persoalannya adalah tidaklah membenturkan atau mempertentangkan antara kehidupan
dunia dengan kehipan akhirat, namun yang dikehendaki Allah adalah membuat prioritas, dimana kehidupan
akhirat harus diutamakan dibandingkan dengan kehidupan duniawi, karena yang
terjadi adalah ketika seseorang jauh dari petunjuk Allah, dan hawa nafsunya
telah dikendalikan oleh syeitan, maka ia akan lalai terhadap kehidupan akhirat atau
menganggap remeh sehingga dalam menjalani kehidupan didunia ini semata-mata
mengejar kesenangan untuk memperturutkan hawa nafsunya. Wal ‘iyadzubillah.
Playen, 15 Januari 2016
Menjelang tengah malam yang sepi
Abu Ihsan
Tulisanmu po ?
BalasHapus