Para ahli cuaca mengatakan, bahwa angin memiliki peranan paling besar
dalam membentuk awan dan mendung, menggerakkannya, menyusun antara
sebagiannya dan sebagian yang lain, mengangkatnya menuju tingkat yang
lebih tinggi, mengondensasikannya dengan atom-atom yang bermacam-macam (condensation nucleir), dan mengisinya dengan muatan listrik. Peran besar inilah yang diikrarkan oleh penelitian-penelitian ilmiah modern.
Dan al-Qur`an telah datang dengannya sebelum ditetapkan oleh ilmu-ilmu pengetahuan kita di bumi 14 abad
yang lalu lewat lisan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alahi wasallam, Allaah ta’ala berfirman,
yang lalu lewat lisan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alahi wasallam, Allaah ta’ala berfirman,
ٱللَّهُ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًۭا
فَيَبْسُطُهُۥ فِى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ يَشَآءُ وَيَجْعَلُهُۥ كِسَفًۭا
فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ ۖ فَإِذَآ أَصَابَ بِهِۦ مَن
يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Artinya ; “Allaah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allaah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat
hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.”
(QS. Ar-Ruum 30 : 48)
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa angin itu ada jenis:
- Angin yang bertiup biasa dan tidak menakutkan. Tidak disunnahkan untuk mengucapkan zikir tertentu.
- Angin yang bertiup kencang dan menakutkan. Bila angin bertiup kencang maka kita tidak boleh mencelanya, tetapi mengucapkan zikir sebagaimana zikir Nabi Shallallaahu ‘alaihi Wasallam. [Diringkas dari Syarh Riyadhus Shalihin].
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
”Allaahumma innii as’aluka khairaha wa khaira maa
fiihaa wa khaira maa ursilat bihi wa ’udzu bika min syarriha wa syarri
maa fiihaa wa syarri maa ursilat bihi”
“Ya Allaah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini,
dan kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan apa yang dibawanya. Dan aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekannya, dan kejelekan yang ada padanya,
dan kejelekan apa yang dibawanya.” (HR. Muslim no. 2082, Kitab Shalatil
Istisqa`, bab berlindung kepada Allaah Subhanahu wa Ta’ala ketika
melihat angin…., dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha)
Doa Lain Saat Angin Bertiup Kencang
Dari Salamah bin ‘Amr bin Al Akwa’ radhiyallaahu ‘anhu, berkata: “Nabi Shallallaahu ‘alaihi Wasallam apabila angin bertiup kencang, beliau berdoa:
“Allaahumma Laqihan Laa ‘aqiima”
(Ya Allaah, datangkanlah angin ini dengan membawa air bukan angin tanpa membawa air)” [Al Adabul Mufrad yang dishahihkan asy-Syaikh Al Albani dan asy-Syaikh Muqbil].
Tenan to nek Syaikh Albani memberi stempel
BalasHapusemang kenapa....toh bebar-benar sahih
Hapus